Posts

Showing posts from July, 2018

About Diponegoro

Diponegoro Diponegoro (Mustahar; Antawirya; 11 November 1785 – 8 January 1855), also known as Dipanegara , was a Javanese prince who opposed the Dutch colonial rule. He played an important role in the Java War (1825–1830). In 1830, the Dutch exiled him to Makassar. Early life Diponegoro was born on 11 November 1785 in Yogyakarta, and was the eldest son of Sultan Hamengkubuwono III of Yogyakarta. When the sultan died in 1814, Diponegoro was passed over for the succession to the throne in favor of his younger half brother, Hamengkubuwono IV (r. 1814-1821), who was supported by the Dutch. Being a devout Muslim, Diponegoro was alarmed by the relaxing of religious observance at his half brother's court, as well as by the court's pro-Dutch policy. In 1821, famine and plague spread in Java. Hamengkubuwono IV died, leaving only an infant son as heir. When the year-old boy was appointed as Sultan Hamengkubuwono V, there was a dispute over his guardianship. Diponegor...

Mengapa memilih SMA 68?

    Nama saya Tarisya Alifia Adhini, biasa dipanggil Tarisya. Saya berasal dari SMPN 216 Jakarta yang kebetulan berlokasi tepat di sebelah SMAN 68. Kebetulan teman teman saya yang berasal dari SMPN 216 cukup banyak yang masuk ke SMA ini, mungkin sekitar 36 orang. Terdapat beberapa alasan yang mendorong saya memilih SMA 68.     Pertama, SMA 68 memiliki banyak sekali jalur menuju PTN atau yang biasa disebut jalur undangan. Inilah alasan utama saya masuk ke SMA ini. Saya ingin sekali meneruskan pendidikan di Universitas Indonesia. Yang saya tahu, dari tahun ke tahun 68 banyak sekali mendapatkan banyak PTN dari Universitas Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut, yang harus saya lakukan adalah belajar dengan giat agar nilai rapot saya terus meningkat, sehingga saya bisa mendapatkan jalur undangan.     Kedua, adanya dorongan dari kedua orang tua saya. Menurut rekomendasi teman mama saya, jika ada event atau acara penting, SMAN 68 yang sering dipa...